Lhokseumawe – Korupsi Rusun Politeknik Kasus korupsi kembali mencuat di Aceh, kali ini melibatkan proyek pembangunan rumah susun (rusun) di Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Proyek yang seharusnya memberikan manfaat besar bagi mahasiswa dan institusi pendidikan itu justru menjadi ladang korupsi bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Salah satu tersangka dalam kasus ini akhirnya menyerahkan uang sebesar Rp 50 juta kepada pihak Kejaksaan Negeri Lhokseumawe sebagai bentuk pengembalian kerugian negara
Baca Juga : Senator Aceh Kunjungi Korban Pembacokan di Lhokseumawe
Pihak Kejaksaan menyebutkan bahwa uang yang diserahkan merupakan bagian dari total kerugian negara dalam proyek pembangunan rusun tersebut.
Proyek rusun di Politeknik Negeri Lhokseumawe ini menggunakan anggaran dari negara yang bersumber dari APBN tahun anggaran tertentu.
Dalam pelaksanaannya, ditemukan adanya penyimpangan dalam proses perencanaan, pengadaan, dan pelaksanaan pembangunan rusun.
Kejaksaan mulai melakukan penyelidikan sejak adanya laporan masyarakat yang mencurigai adanya penyimpangan anggaran dalam proyek tersebut.
Setelah penyelidikan awal, Kejaksaan menaikkan status kasus ke tahap penyidikan dengan menetapkan sejumlah tersangka.
Kejaksaan tetap akan melanjutkan proses hukum dan melakukan pemberkasan untuk melimpahkan kasus ke pengadilan tindak pidana korupsi.
Kepala Kejaksaan Negeri Lhokseumawe menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini hingga tuntas.
Pengembalian uang ini menjadi bukti bahwa negara mengalami kerugian yang nyata akibat praktik korupsi dalam proyek rusun tersebut.
Pembangunan rusun seharusnya menjadi bentuk pelayanan negara terhadap dunia pendidikan, khususnya mahasiswa dari daerah terpencil.
Namun, dengan adanya kasus ini, proyek yang seharusnya bermanfaat justru mencoreng nama baik institusi pendidikan.
Masyarakat dan mahasiswa Politeknik Negeri Lhokseumawe tentu kecewa dengan kondisi ini.
