, ,

pembangunan Jembatan Anggota DPRD KTT Kecewa Proyek Jembatan Sebawang

oleh -64 Dilihat

Lhoseumawe – pembangunan Jembatan Di tengah bentangan Sungai Sesayap yang mengalir tenang,  Jembatan yang semestinya menghubungkan desa dengan pusat aktivitas ekonomi kini menjadi simbol janji yang tak kunjung rampung.

Kekecewaan pun datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari mantan anggota DPRD Kabupaten Tana Tidung (KTT), yang angkat bicara dengan nada tegas dan getir.

“Jembatan ini bukan sekadar proyek beton dan baja. Ini urat nadi ekonomi rakyat. Tapi sampai hari ini, yang tersambung cuma harapan, bukan jalan,” ujarnya saat meninjau lokasi.

Proyek Bernilai Miliaran, Tapi Tak Kunjung Selesai

pembangunan Jembatan
pembangunan Jembatan

Baca Juga : Edamame Bikin Cuan! Petani Muda Sukabumi Raup Rp15 Juta per Bulan

Jembatan ini bukan sekadar proyek beton dan baja. Ini urat nadi ekonomi rakyat. Tapi sampai hari ini, yang tersambung cuma harapan, bukan jalan,” ujarnya saat meninjau lokasi.

Jembatan Sebawang sejatinya merupakan salah satu proyek strategis daerah. Pembangunannya dimulai dengan harapan besar

Proyek terhenti di tengah jalan, meninggalkan tiang pancang dan badan jembatan yang terbengkalai. Belum ada kejelasan anggaran lanjutan, dan warga setempat sudah mulai pesimis akan kelanjutannya.

Kekecewaan pun datang dari berbagai pihak. Salah satunya dari mantan anggota DPRD Kabupaten Tana Tidung (KTT), yang angkat bicara dengan nada tegas dan getir.

“Anggaran sudah ratusan miliar dikucurkan bertahap, tapi progresnya seperti jalan di tempat,” tambah eks legislator tersebut.

Warga Merasa Dilupakan

Bagi warga Sebawang dan sekitarnya, jembatan ini bukan kemewahan — ini kebutuhan.

“Kalau sakit mendadak malam hari, kami harus taruhan nyawa menyeberang. Sementara jembatan itu cuma jadi monumen gagal,” keluh seorang warga.

Evaluasi dan Transparansi Didesak

Eks anggota DPRD tersebut mendesak pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi terbuka dan audit publik terkait progres dan penggunaan anggaran proyek.

“Masyarakat berhak tahu. Ini uang rakyat, ini jembatan rakyat. Jangan biarkan proyek ini mati pelan-pelan karena kelalaian birokrasi.”

Lebih dari Beton, Ini Tentang Harga Diri Daerah

 Proyek ini telah menjelma dari kebutuhan fisik menjadi simbol kepedulian — atau ketidakpedulian — pemerintah terhadap wilayah pinggiran.


Penutup: Yang Terputus Bukan Hanya Jalan, Tapi Kepercayaan

Lebih dari sekadar jembatan, ini adalah penghubung harapan rakyat. Saat proyek publik terbengkalai, yang rusak bukan hanya infrastruktur, tapi juga kepercayaan warga terhadap janji pembangunan.

Skintific

No More Posts Available.

No more pages to load.