Lhoseumawe – Rupiah Anjlok 20% Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing kembali menjadi sorotan tajam.
Kali ini, rupiah melemah drastis terhadap mata uang riyal Arab Saudi (SAR).
Tercatat, dalam kurun beberapa bulan terakhir, rupiah anjlok hingga 20% terhadap riyal.
Kondisi ini membuat banyak calon jamaah umrah dan haji menjerit karena biaya yang melonjak tajam.
Jika sebelumnya membawa Rp 10 juta bisa cukup untuk pengeluaran pribadi selama umrah, kini nilainya nyaris tak berarti.

Baca Juga : 10 Perusahaan Batu Bara Terbesar Dunia, Mesin Utama Listrik Global
Dengan kurs terbaru, Rp 10 juta hanya setara sekitar 240 riyal, yang bahkan tidak cukup untuk akomodasi sederhana di Mekkah.
Melemahnya rupiah ini disebabkan kombinasi faktor eksternal dan domestik.
Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS secara global turut menyeret mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah.
Sementara dari dalam negeri, kekhawatiran pasar terhadap defisit transaksi berjalan dan inflasi memperburuk posisi rupiah.
Dalam konteks umrah, pelemahan rupiah memberikan dampak langsung dan nyata bagi umat Muslim Indonesia.
Biaya makan, transportasi lokal, hingga belanja oleh-oleh di Tanah Suci kini menjadi dua kali lebih mahal.
Bahkan beberapa biro perjalanan umrah mulai menaikkan paket mereka demi menyesuaikan kurs.
Calon jamaah yang sudah mendaftar sejak tahun lalu pun terkena imbas, karena harga paket belum termasuk fluktuasi mata uang.
Sejumlah jamaah mengaku harus menambah uang saku hingga dua kali lipat dari rencana awal.
“Saya bawa Rp 10 juta, begitu tukar riyal, dapatnya sedikit sekali. Bahkan untuk beli makanan cepat saji saja harus mikir,” ujar salah satu jamaah di Madinah.
Pengusaha travel umrah pun mengeluh, karena keluhan dari pelanggan terus berdatangan.
Tak sedikit calon jamaah memilih menunda keberangkatan karena merasa tak sanggup menanggung tambahan biaya.
Di sisi lain, pelemahan rupiah ini turut memperburuk defisit devisa negara, karena pembayaran umrah dilakukan dalam mata uang asing.
Bank Indonesia menyatakan terus memantau perkembangan nilai tukar dan siap melakukan.