Lhoseumawe – Trump Ancam Cabut Donald Trump, mantan Presiden Amerika Serikat, kembali menjadi sorotan tajam setelah mengeluarkan ancaman keras terhadap media.
Ancaman tersebut dilontarkan dalam konteks kampanye menuju pemilu presiden 2024, di mana Trump kembali maju sebagai calon dari Partai Republik.
Baca Juga : Terjebak Macet Berjam-jam di Parungpanjang Imbas Blokade Truk Tambang
ini Ia menambahkan bahwa kebebasan pers bukanlah alasan untuk menghancurkan reputasi seseorang dengan berita palsu dan narasi penuh kebencian.
Ancaman tersebut menuai reaksi keras dari berbagai kalangan, termasuk organisasi pers, akademisi, dan lembaga kebebasan sipil.
“Ini berbahaya. Ketika pemimpin politik mengancam media, itu membuka jalan bagi tindakan represif terhadap kebebasan berekspresi,” kata juru bicara CPJ.
Namun, banyak pihak khawatir bahwa retorika seperti itu bisa memicu intimidasi terhadap media lokal dan jurnalis independen.
Media seperti CNN, The New York Times, dan Washington Post menjadi target utama kritik pedas Trump selama bertahun-tahun.
Trump menuding media telah membentuk opini buruk terhadapnya, termasuk soal penanganan pandemi, skandal pemakzulan, dan dugaan campur tangan Rusia.
Para pendukung setianya sering menggemakan narasi anti-media dan menyebut outlet berita besar sebagai bagian dari “deep state”.
Pernyataan Trump kali ini dipandang sebagai upaya menggalang dukungan politik dengan memainkan emosi anti-media yang sudah lama dibangun.
Namun ini para analis politik menyebut bahwa ancaman semacam itu justru bisa merusak citra Trump di mata pemilih moderat dan independen.
“Pernyataan seperti ini bisa menguntungkan dalam jangka pendek untuk penggalangan dana kampanye, tapi berisiko kehilangan simpati publik,” ujar analis dari Brookings Institution.
dung Putih saat ini belum memberikan tanggapan resmi, namun beberapa anggota Partai Demokrat menyebut komentar Trump sebagai inkonstitusional dan berbahaya.
Senator Bernie Sanders menyebut bahwa kebebasan pers adalah fondasi demokrasi Amerika, dan tidak boleh diganggu oleh ancaman politik.
“Presiden atau calon presiden yang ingin mencabut lisensi media karena dikritik, tidak layak duduk di kursi kepemimpinan negara ini,” kata Sanders.
