Lhoseumawe – Israel Terus Gempur Ketegangan di Jalur Gaza kembali memuncak menjelang digelarnya Sidang Majelis Umum PBB yang akan membahas konflik Israel-Palestina.
Dalam 48 jam terakhir, pasukan militer Israel terus menggempur wilayah Gaza dengan serangan udara dan artileri berat.
Serangan yang berlangsung hampir tanpa henti ini telah menyebabkan sedikitnya 60 orang warga sipil Palestina tewas, termasuk anak-anak dan perempuan.
Jumlah korban luka pun terus bertambah, dengan ratusan orang dirawat di fasilitas kesehatan yang kewalahan menangani pasien.
Rumah-rumah, sekolah, serta fasilitas umum dilaporkan hancur akibat intensitas serangan yang meningkat.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut bahwa banyak korban tewas tidak sempat dievakuasi karena blokade dan rusaknya jalur komunikasi.
Israel mengklaim serangan tersebut sebagai bagian dari operasi militer menargetkan kelompok militan Hamas.
Namun ini pengamat internasional dan organisasi HAM menyebut serangan itu terlalu luas dan tidak proporsional, menyasar kawasan pemukiman padat penduduk.
Baca Juga : Trump Ancam Cabut Lisensi Media Bicara Buruk Soal Dirinya
Situasi ini memperkeruh suasana menjelang Sidang PBB yang akan digelar dalam waktu dekat, dengan agenda utama membahas eskalasi kekerasan di Gaza.
Perwakilan Palestina di PBB mendesak agar komunitas internasional segera bertindak menghentikan agresi Israel.
Mereka menyebut bahwa tindakan militer Israel sudah masuk dalam kategori pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional.
Di sisi lain, Israel bersikukuh bahwa mereka berhak mempertahankan diri dari ancaman kelompok bersenjata.
Militer Israel mengklaim telah menghancurkan beberapa fasilitas peluncuran roket dan terowongan bawah tanah milik Hamas.
Namun, serangan balasan dari pihak Gaza juga tidak terhindarkan, dengan sejumlah roket diluncurkan ke wilayah Israel selatan.
Sirene peringatan terus berbunyi di kota-kota seperti Ashkelon dan Sderot, memaksa warga berlindung di bunker.
Meski demikian, jumlah korban di pihak Israel jauh ini lebih sedikit dibandingkan warga Gaza yang tewas akibat serangan udara.
Di berbagai belahan dunia, aksi protes terhadap agresi Israel mulai bermunculan, termasuk di London, Jakarta, Istanbul, dan New York.